Sahabat Yesus yang terkasih…
Pada ringkasan artikel ini akan menyajikan tinjauan historis dan teologis tentang respons Gereja Katolik terhadap perkembangan teknologi komunikasi informasi (ICT), dengan fokus khusus pada bagaimana Gereja sekarang ini merespons perkembangan kecerdasan buatan (AI). Dalam artikel ini, penulis menelusuri evolusi sikap Gereja dari era Radio hingga era AI, dengan menyoroti pergeseran pendekatan dari spiritual ke pragmatis dan etis.
Dalam melakukan tinjauan tersebut, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
- Pendekatan historis dan sosiologis.
- Analisis dokumen utama Gereja: ensiklik, pidato paus, dan instruksi pastoral.
- Fokus pada dokumen seperti Communio et Progressio, Laudato Si’, Laudate Deum, dan Rome Call for AI Ethics.
- Penelusuran perubahan sikap dari Paus Pius XI hingga Paus Fransiskus.
Evolusi Sikap Gereja terhadap Teknologi
Era Awal (Radio dan Film) :
- Paus Pius XI dan XII melihat media sebagai alat ganda: bisa membawa kebaikan atau kejahatan.
- Pembentukan Radio Vatikan dan komisi untuk evaluasi film.
Konsili Vatikan II (1962–1965) :
- Dokumen Inter Mirifica dan Communio et Progressio menetapkan media sebagai “karunia dari Tuhan”.
- Tiga prinsip utama: komunikasi sebagai karunia, harus menjunjung nilai kasih dan keadilan, dan digunakan secara bertanggung jawab.
Paus Yohanes Paulus II dan Benediktus XVI :
- Mendorong penggunaan teknologi digital untuk evangelisasi.
- Peluncuran situs web Vatikan, layanan SMS berkat, dan akun Twitter @Pontifex.
Paus Fransiskus :
- Awalnya positif terhadap media digital, namun semakin kritis terhadap dampak sosial dan etisnya.
- Menekankan pentingnya komunikasi manusia langsung dan risiko isolasi digital.
Respons terhadap AI dan Paradigma Teknokratis
- Paus Fransiskus memperkenalkan istilah “algor-ethics”: etika algoritma.
- AI dilihat sebagai bagian dari paradigma teknokratis yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
- Gereja berperan aktif dalam debat publik dan politik tentang AI, termasuk :
Seminar “The Common Good in the Digital Age” (2019), Penandatanganan Rome Call for AI Ethics oleh tokoh global, Partisipasi Paus dalam G7 tahun 2024, Penunjukkan imam Paolo Benanti sebagai anggota dewan AI PBB dan penasihat pemerintah Italia.
Gereja Katolik, khususnya di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus, telah bertransformasi dari sekadar pengamat teknologi menjadi aktor aktif dalam kebijakan dan etika teknologi, terutama AI. Meskipun tetap mengakui potensi positif teknologi, Gereja kini lebih menekankan refleksi kritis, etika, dan tanggung jawab sosial dalam penggunaannya. Berkah Dalem
Kontributor : Komsos
Keterangan :
Communio et Progressio (1971)
Merupakan dokumen Instruksi Pastoral, yang mempunyai tujuan utama :
- Menyampaikan pandangan Gereja tentang komunikasi sosial sebagai sarana membangun persatuan dan perkembangan umat manusia.
- Menyebut media (pers, radio, televisi, film) sebagai “karunia dari Tuhan” yang harus digunakan secara bertanggung jawab.
- Menekankan bahwa komunikasi harus mencerminkan nilai-nilai kasih, keadilan, dan kebenaran, serta menghindari manipulasi dan penyebaran konten merusak.
- Menyatakan bahwa Kristus adalah komunikator ideal, dan komunikasi sejati adalah pemberian diri dalam kasih.
Laudato Si’ (2015)
Merupakan dokumen Ensiklik Sosial, yang mempunyai tujuan utama :
- Menyerukan kepedulian terhadap lingkungan sebagai bagian dari iman dan tanggung jawab moral.
- Mengkritik konsumerisme dan pembangunan yang tidak berkelanjutan.
- Menyebut krisis ekologi sebagai krisis etika, budaya, dan spiritual.
- Mengajak semua orang untuk melakukan “revolusi budaya” demi merawat bumi sebagai rumah bersama.
- Menekankan hubungan erat antara kaum miskin dan kerusakan lingkungan.
Laudate Deum (2023)
Merupakan dokumen Seruan Apostolik , yang mempunyai tujuan utama :
- Merupakan kelanjutan dari Laudato Si’, dengan fokus pada tindakan konkret menghadapi krisis iklim.
- Menyatakan bahwa dampak perubahan iklim adalah tragedi global yang memengaruhi kesehatan, migrasi, pekerjaan, dan kehidupan sosial.
- Menyerukan perubahan gaya hidup dan tanggung jawab politik untuk mencegah kehancuran bumi.
- Menyoroti bahaya paradigma teknokratis, yaitu kepercayaan bahwa teknologi dapat menggantikan nilai-nilai kemanusiaan dan spiritual.
Rome Call for AI Ethics (2020)
Merupakan dokumen Pernyataan Etis Internasional yang dikeluarkan oleh Pontifical Academy for Life bersama Microsoft, IBM, FAO, dan Pemerintah Italia. Dokumen tersebut mempunyai tujuan utama :
- Menyerukan pengembangan AI yang beretika, inklusif, dan berpusat pada manusia.
- Menekankan prinsip algor-ethics, yaitu etika dalam desain dan penggunaan algoritma.
- Menolak diskriminasi algoritmik dan menyerukan perlindungan martabat manusia dalam sistem AI.
- Mendorong kolaborasi lintas sektor dan agama untuk masa depan teknologi yang adil dan berkelanjutan.








