Purwokerto – Seminar Menemani Kerohanian Gen Z di Era Depresi adalah satu dari sekian banyak rangkaian kegiatan yang dilakukan Wanita Katolik RI DPC Kristus Raja Purwokerto dalam rangka menyambut Puncak Acara Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Wanita Katolik RI yang ke 100th.
Seminar ini mengundang 2(dua) narasumber yaitu: Romo Greg Soetomo, SJ, Imam Jesuit yang saat ini mengajar di Pengajar di East Asian Pastoral Insitute Manila dan Ibu Galuh Saraswati, M.Psi seorang psikolog yang merupakan asisten dari CEO Rumah Perubahan Renald Kasali.
Romo Greg Soetomo SJ, menyampaikan bahwa menemani kerohanian Gen Z menjadi hal yang sangat penting saat ini dibanding dengan memberikan stigma buruk kepada mereka. Discretia Caritas (kasih yang bijaksana), yang apabila diberikan kepada anak-anak kita dapat memberikan dampak yang luar biasa. Apa salahnya ketika kita keluar sejenak dari perencanaan masa depan anak tetapi dapat menyelematkan hidup mereka? Ini menjadi refleksi yang diberikan oleh Romo Greg kepada seluruh peserta yang hadir dalam seminar kali ini.
Ibu Galuh Saraswari, M.Psi lebih menitik beratkan kepada ciri-ciri depresi dari segi keilmuan. Depresi dapat dialami oleh semua orang, dan jika hal ini dianggap sepele dapat memberikan dampak negatif kepada anak. Saat ini ada 3 personality berbeda yang didapatkan oleh anak-anak diantaranya, didunia digital mereka menjadi pribadi yang berbeda dengan dunia nyata, karena mereka hidup di dunia yang serba canggih. Dan yang perlu dipahami adalah tidak semua anak -anak generasi Z merupakan anak yang depresi yang lemah, mereka hanya perlu didampingi oleh orang tua mereka.
Kemudian ada sharing dari Ibu Yulianti Kristina sebagai salah satu pendampingn anak yang memiliki kecendrungan bipolar, menyebutkan bahwa generasi Z bukan merupakan generasi yang lemah. Jangan pernah memberikan mereka labeling seperti itu, mereka hanyalah generasi yang perlu dipahami dengan kreatifitas dan keunikan mereka.
Ibu Angelic Dolly sebagai pratisi yang sering mendampingi anak-anak Gen Z yang depresi menyebutkan bahwa generasi Z adalah generasi yang masih dapat diselamatkan dengan satu pendekatan yaitu TO LOVE AND TO BE LOVED, bermodalkan hati dan waktu untuk mendampingi mereka tanpa sedikitpun meremehkan mereka.
Demikian sekilas terkait seminar yang diadakan pada Minggu, 23 Juni 2024 oleh Wanita Katolik RI DPC Kristus Raja Purwokerto, setidaknya kita bisa membangun hubungan yang lebih manis dengan generasi Z bukan untuk menghakimi, bukan untuk memberikan label, tetapi memberikan hati dan pendampingan ekstra sabar dalam proses pendewasaan dan perkembangan mereka.
Kontributor : WRI DPC Kristus Raja Purwokerto, Valentinus Garda Wardana