PERTEMUAN I : “Bersukacitalah dalam pengharapan”

1. Tujuan 

Menemukan sukacita dan pengharapan di tengah krisis.

2. Nyanyian Pembuka “Hai, Angkatlah Kepalamu” (PS 445)

Hai, angkatlah kepalamu, gapura nan megah,
sambutlah Raja mulia di dalam kotamu!
Siapa Raja mulia? Tuhanmu yang kekal.
Dialah Tuhan yang megah, perkasa dan teguh.
Dialah Tuhan yang megah, perkasa dan teguh.
           Hai, angkatlah kepalamu, gapura nan megah,
           sambutlah Raja mulia di dalam kotamu!
           Siapa itu siapakah? Siapa Raja mulia?
           Dialah Tuhan semesta; Yang Mahamulia.
          Dialah Tuhan semesta; Yang Mahamulia.
          Alleluya! Alleluya! Alleluya! Alleluya! Alleluya!
          Amin. Amin. Amin.

3. Tanda Salib dan Salam

P : Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
U : Amin
P : Tuhan beserta kita
U : Sekarang dan selama-lamanya

4. Doa Pembuka (didoakan pemimpin atau bersama)

     Allah Bapa yang Mahabaik, Engkaulah sumber sukacita dan pengharapan hidup kami. Kehadiran Putera-Mu Yesus Kristus sangat kami nantikan. Ia menyembuhkan yang terluka, menghibur yang sedih, menguatkan yang lemah, dan menyelamatkan yang tersesat. Dalam masa penantian akan kedatangan-Nya, satukanlah kami untuk tekun dan setia untuk mencari danbmelaksanakan kehendak-Mu agar penuhlah sukacita dan harapan kami. 

     Dengan pengantaraan Tuhan kami Yesus Kristus yang hidup dan berkuasa. bersama Dikau dalam persatuan dengan Roh Kudus, Allah, sepanjang masa.
Amin.

5. Pengantar

     Pandemi yang terjadi sejak Desember 2019 hingga sampai saat ini telah membuat banyak aspek kehidupan berubah. Kehangatan dalam relasi sosial menjadi terbatas, kehidupan ekonomi yang kembang-kempis, juga trauma yang membekas karena ditinggal orang-orang terdekat kita. Hal-hal tersebut tentunya membuat hari-hari kita tidak secerah dulu. Banyak pertanyaan yang muncul sebagai gugatan kepada Tuhan. 

     Krisis spiritual juga terjadi sebagai akibat dari pandemi ini. Kesempatan untuk beribadah secara bersama di gedung gereja dibatasi dan bahkan ditiadakan. Misa online membuat jiwa kita menjadi seperti padang gurun. Pelayanan sakramen-sakramen dibatasi, ditunda, bahkan dibatalkan dengan alasan menjaga protokol kesehatan. 

   Akan tetapi, di sisi lain, pandemi justru menumbuhkan semangat spiritual. Beragam novena dilakukan demi berakhirnya pandemi, intensi misa yang membeludak untuk memohon kesembuhan, relasi keluarga menghangat karena stay at home diisi dengan doa malam bersama, muncul gerakangerakan sosial untuk membantu sesama yang sedang isolasi mandiri. Slogan “Jauh di mata, namun dekat dalam doa” dan yang serupa banyak dipasang di media-media sosial. 

    Nabi Yesaya bernubuat, “Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga; seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya, bersoraksorak dan bersorak-sorai.” (Yes 35, 1-2a). Seperti itulah pengharapan; ada keyakinan di tengah ketidakmungkinan. Demikian juga iman kita di tengah pandemi ini; iman tetap bertumbuh di tengah krisis dunia. Keyakinan tersebut menimbulkan sukacita yang mendorong kita berseru: KITA PASTI BISA!

6. Inspirasi Hidup

                                   PULUHAN RIBU ANAK KEHILANGAN ORANGTUA

     Pandemi Covid-19 tak hanya ancaman serius saat ini, tetapi juga berdampak pada masa depan, menyusul banyaknya anak Indonesia yang mendadak kehilangan orangtua. Besarnya kluster penularan di lingkungan pekerjaan dan keluarga menyebabkan tingginya angka kematian warga usia produktif, meninggalkan anak-anak usia dini.

     Kehilangan ayah dan ibu membuat anak-anak, terutama yang masih di bawah umur, mengalami tekanan besar, terutama secara psikis. Mereka tak siap berpisah dari orangtua yang mengasuh selama ini serta mendadak mengurus diri sendiri dan adik jika anak sulung. (Kompas, Senin, 23 Agustus 2021).

   Prihatin dengan kondisi tersebut, praktisi teknologi informasi,  Ainun Najib, berinisiatif membentuk Kawal Masa Depan, sebuah wadah donasi untuk membantu anak-anak yatim piatu korban Covid-19. “Yang sakit, bisa sembuh, pulih sehat kembali. Yang sulit finansial, bisa bangkit kembali, bahkan jadi kaya. Tapi yang kehilangan orangtua, selamanya tidak akan mendapatkan orangtuanya kembali,” tulis Ainun Najib melalui akun Twitter pribadinya, @ainunnajib, Rabu (4/8).

    Selain membantu donasi, Kawal Masa Depan juga memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mendaftarkan anak-anak yatim/piatu yang ditinggalkan ayah dan/atau ibunya karena pandemi ini. “Selain beasiswa atau bantuan yang urgent, inyaAllah ke depannya ada konsep mentorship untuk dukungan moral atau psikologis dan pengembangan bakat dan minat,” pungkasnya. (Sumber: Baliho Raksasa “Kawal Masa Depan” Ajak Bantu Anak Yatim Piatu Korban Covid-19 (rmol.id), diakses 13 September 2021, 11:06)

7. Inspirasi Kitab Suci                                    (2KOR 1:3-11)

                                                                       UCAPAN SYUKUR

     Terpujilah Allah, Bapa TUHAN kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan,  yang menghibur kami  dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka,  yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah.  Sebab sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah-limpah.

     Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga. Dan pengharapan kami akan kamu adalah teguh, karena kami tahu, bahwa sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami. Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami.

     Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang -orang mati. Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi, karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, suapaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami

Demikianlah Sabda Tuhan
      U Syukur kepada Allah

8. Panduan Sharing Pengalaman

    Membangun harapan di tengah krisis tidaklah semudah membalikkan tangan, apalagi menemukan sukacita di tengah krisis. Diperlukan keterbukaan diri kita untuk berani berproses d i dalam krisis hingga akhirnya menemukan pengharapan dan sukacita. Di hadapan para kardinal dan kuria Roma dalam kesempatan perayaan Natal 2020, Paus Fransiskus menyampaikan, bahwa hendaknya krisis dilihat dengan mata pengharapanakan Injil, dengan demikian kita akan menemukan semangat dan kerendahan hati untuk berseru, bahwa saat krisis adalah saat bersama Roh Kudus

Berdasarkan “Inspirasi Hidup” yang telah kita dalami di atas, mari kita saling berbagi pengalaman, pengharapan dan sukacita untuk saling meneguhkan dengan panduan berikut:

  1. Bagaimana bapak, ibu, saudara/i bergulat dan mengolah pengalaman krisis di masa pandemi ini? Krisis seperti apa yang dialami ?
  2. Apa langkah atau aksi yang pernah atau sedang Anda lakukan untuk memberikan sukacita dan pengharapan untuk sesama, terutama bagi saudara/i yang terpapar Covid-19 ?
  3. Bagaimana Anda memaknai bersukacita dalam pengharapan di masa pandemi ini?

9. Peneguhan

     Gereja Keuskupan Purwokerto, dalam bimbingan Roh Kudus, bercitacita menjadi paguyuban umat Allah yang beriman mendalam, tangguh dan dialogal serta sejahtera demi terwujudnya persaudaraan sejati, kehidupan bersama yang bermartabat dan berkeadilan, serta keutuhan ciptaan. 

    Dalam visi di atas, Gereja kita, Keuskupan Purwokerto, dengan jelas menyakini bahwa dalam bimbingan Roh Kudus berjuang untuk mewujudkan cita-cita yang digagas bersama. Roh Kudus sebagai Roh penghibur (lih. Yoh 14:25) merupakan Roh Tuhan yang memberikan sukacita. Roh yang membimbing adalah jug a Roh yang memberikan pengharapan, yaitu iman kepercayaan akan Penyelenggaraan Allah.

     Kesedihan, keputusasaan, kekecewaan, pun keadaan kita sebagai manusia berdosa akan diangkat jika kita terus menerus hidup dalam bimbingan Roh. Hidup dalam bimbingan Roh adalah hidup dalam keyakinan akan Kristus Juruselamat.

10. Doa Penutup

Bapa sumber kehidupan, kasih-Mu tak pernah berhenti mengalir dalam hidup kami. Kehendak-Mu sering membuat kami bertanya-tanya dan enggan melaksanakannya dengan sepenuh hati. Kuasai dan lingkupi kami lebih erat agar kami mampu melaksanakan kehendak-Mu dengan sukacita dan membagikannya kepada sesama sebagai harapan yang pasti, yaitu Yesus Kristus, sumber sukacita dan harapan yang kekal. Ajarilah kami untuk tekun berjalan dalam kegelapan sambil terus membangun keyakinan akan tuntunan kasih-Mu yang tidak akan menyesatkan. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.

11. Berkat

P : Tuhan beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.
P : Semoga Allah yang Mahakuasa memberkati kita semua, Bapa dan Putera dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Pertemuan iman kita sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.

12. Nyanyian Penutup “Putri Sion, Nyanyilah“ (PS 448)

Putri Sion, nyanyilah; soraklah, Yerusalem!
Mari sambut Rajamu. Raja Damai trimalah!
Putri Sion, nyanyilah; soraklah, Yerusalem!
            Hosiana, Putra Daud, nama-Mu terpujiah!
            Dirikanlah takhta-Mu mahatinggin, mulia.
            Hosiana, Putra Daud, nama-Mu terpujilah!
            Hosiana, Putra Daud, Salam, Raja mulia.
           Raja Damai abadi, Putra Allah yang kekal.
           Hosiana, Putra Daud, Salam, Raja mulia!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *