Sahabat Yesus yang terkasih…
Laman ini, akan dimuat ringkasan dari sebuah artikel dengan judul “Designing a Catholic School in the Twenty-First Century” yang dimuat dalam jurnal Journal of Catholic Education (Vol. 28, No. 1, 2025) dengan penulis Emmanuel I. Ugwejeh, S.J. Artikel ini bertujuan untuk merumuskan kerangka desain sekolah Katolik abad ke-21 yang mengintegrasikan pendidikan holistik, mendukung ekologi integral sesuai dengan prinsip-prinsip ensiklik Laudato si, dan menjawab tantangan zaman seperti perubahan iklim, revolusi teknologi, dan kebutuhan pedagogis baru.
Latar belakang dari artikel ini adalah pertumbuhan pesat sekolah Katolik di Afrika Sub-Sahara, banyak sekolah masih menggunakan model desain era industri yang tidak sesuai dengan kebutuhan pendidikan modern, dan desain sekolah harus mencerminkan nilai-nilai Katolik, spiritualitas, dan keberlanjutan lingkungan.
Landasan Filosofis dan Teologis :
- Antropologi Katolik – manusia sebagai gambar Allah, bermartabat, dan sosial.
- Epistemologi – pengetahuan sebagai proses holistik dan spiritual.
- Kosmologi – manusia sebagai pengelola ciptaan.
- Tradisi Katolik – warisan pedagogis dari para pendiri ordo dan kongregasi Katolik.
Ekologi Integral dan Pengembangan Manusia :
Integral Ecology
Merupakan pendekatan holistik terhadap pelestarian lingkungan yang : a) Mengakui keterhubungan antara manusia, makhluk hidup lain, dan lingkungan tempat mereka tinggal; b) Menggabungkan berbagai perspektif: sains, ekonomi, budaya, agama, dan pengalaman manusia sehari-hari; dan c) menekankan pentingnya konversi ekologis (perubahan perilaku individu dan kebijakan komunitas untuk menghentikan eksploitasi alam).
Diambil dari ensiklik Laudato si’ (Paus Fransiskus, 2015), yang menyerukan perlindungan “rumah bersama” kita. Contoh praktik integral ecology : Meditasi, pelayanan komunitas, dan refleksi spiritual sebagai cara untuk membentuk kesadaran ekologis; Desain sekolah yang mempertimbangkan keberlanjutan, efisiensi energi, dan pelestarian alam.
Integral Human Development
Merupakan pendekatan pendidikan yang : a) Menekankan perkembangan menyeluruh manusia: intelektual, moral, psikologis, sosial, ekologis, dan spiritual. b) Menolak model pendidikan sekuler yang hanya fokus pada pencapaian akademik dan keterampilan teknis.
Diambil dari ensiklik Populorum Progressio (Paus Paulus VI, 1967), tujuannya adalah a) Membentuk manusia yang utuh, sadar akan keindahan ciptaan, dan mampu hidup secara bermakna. b) Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung pertumbuhan estetika, afektif, etis, dan spiritual siswa.
Peran Arsitektur dalam Pendidikan Katolik :
- Arsitektur Sekolah sebagai Lingkungan Belajar
- Desain ruang menciptakan hubungan antara fungsi dan makna bangunan.
- Bangunan sekolah memberi struktur dan stabilitas pada institusi sosial.
- Arsitektur sekolah menjadi bagian penting dari warisan dan ideologi pendidikan.
- Hubungan antara Desain dan Pembelajaran
- Desain yang selaras dengan program pendidikan dapat memperkuat praktik pembelajaran.
- Lingkungan belajar yang dirancang dengan baik meningkatkan kesejahteraan dan hasil belajar siswa.
- Persepsi siswa terhadap desain sekolah memengaruhi pandangan hidup dan kesejahteraan mereka.
- Tantangan Desain Sekolah Tradisional
- Sistem sekolah era industri menekankan standar dan kepatuhan, bukan kebutuhan individu.
- Desain lama membatasi pedagogi yang berpusat pada siswa.
- Sekolah modern harus mendukung pedagogi dinamis dan fleksibel.
- Desain yang Mendukung Budaya dan Iklim Sekolah
- Desain fisik harus memperkuat budaya Katolik, seperti kapel yang strategis dan simbol-simbol religius.
- Struktur fisik, nilai simbolik, dan nilai tak terlihat harus saling mendukung.
- Lingkungan yang tertata baik menciptakan rasa damai, keteraturan, dan spiritualitas.
- Prinsip Desain Sekolah Katolik Modern
- Harus mencerminkan nilai-nilai Katolik: keindahan, spiritualitas, keberlanjutan, dan pembentukan karakter.
- Desain harus mempertimbangkan kebutuhan lokal, budaya, dan ekologis.
- Arsitektur sekolah menjadi alat pedagogis dan politik yang membentuk dinamika belajar.
Kerangka Arsitektur yang Khas :
- Lingkungan Fisik yang Membangun Identitas Katolik
- Lingkungan sekolah harus menciptakan pengalaman keindahan, ketenangan, dan spiritualitas bagi siswa.
- Desain harus mencerminkan tujuan transenden, kekal, dan duniawi dari pendidikan Katolik.
- Kesetiaan pada Visi Desain
- Karena pembangunan sekolah Katolik bisa berlangsung puluhan tahun, penting untuk konsisten dengan visi desain awal.
- Perubahan desain hanya dilakukan jika sangat diperlukan dan harus melalui pertimbangan matang.
- Responsif terhadap Budaya Lokal
- Di Afrika, arsitektur lokal seperti bentuk bundar atau segi delapan menyerupai rumah adat digunakan untuk kapel.
- Desain harus mencerminkan identitas budaya lokal sekaligus identitas Katolik universal.
- Integrasi Simbol-Simbol Katolik
- Patung dan gambar religius ditempatkan strategis untuk memperkuat karakter Katolik sekolah.
- Vegetasi lokal seperti pohon Moringa, Neem, dan Eucalyptus ditanam untuk mendukung ekologi dan pendidikan.
Rekomendasi Implementasi :
- Pelatihan pemimpin sekolah Katolik dalam prinsip ekologi integral dan pedagogi inovatif.
- Pembentukan komite desain di keuskupan dan sekolah untuk mengawasi pembangunan dan renovasi.
- Integrasi prinsip Laudato si dalam kurikulum dan budaya sekolah.
- Pengembangan kebijakan desain sekolah Katolik global yang responsif terhadap tantangan abad ke-21.
Kontributor : Komsos