Ekonomi Paus Fransiskus

Sahabat Yesus yang terkasih…

Halaman ini akan meringkaskan sebuah artikel dari International Journal of Development Issues tahun 2023 dengan judul “The Economics of Pope Francis: The Promise of Markets and the Poverty of Intervention” yang ditulis oleh Hannah Mead Kling, Julia R. Norgaard, dan Nikolai G. Wenzel. Artikel ini membahas ajaran Sosial Gereja Katolik (Catholic Social Teaching/CST) selama 130 tahun terakhir, khususnya dalam kaitannya dengan ekonomi dan pasar bebas. Penulis menyoroti bahwa Paus Fransiskus telah mengambil arah yang berbeda dari pendahulunya dalam memandang peran pasar, bisnis, dan intervensi negara.

Sejarah Ajaran Sosial Gereja Katolik (CST)
Berikut ini merupakan sejarah ajaran Sosial Gerja Katolik (Catholic Social Teaching/CST) mulai dari Paus Leo XIII hingga Benediktus XVI:

  • Rerum Novarum (1891) oleh Paus Leo XIII menekankan pentingnya hak milik pribadi dan pasar bebas sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan, terutama bagi kaum miskin.
  • Paus Paulus VI dan Paus Yohanes Paulus II mengakui manfaat pasar, tetapi menekankan bahwa pasar harus diarahkan untuk kebaikan bersama dan dibatasi oleh moralitas.
  • Paus Benediktus XVI dalam Caritas in Veritate (2009) menegaskan kembali pentingnya pasar bebas, tetapi dengan pengawasan moral dan sosial.

Perubahan Arah oleh Paus Fransiskus

Paus Fransiskus mengkritik pasar bebas secara tajam dan menyuarakan perlunya intervensi negara yang lebih besar. Beberapa poin yang penting:

  • Kemiskinan dan Ketimpangan

Mengadopsi pandangan zero-sum (jika satu orang kaya, yang lain pasti miskin).

Menolak klaim bahwa kemiskinan global telah menurun, karena standar kemiskinan berubah seiring waktu.

  • Bisnis dan Tenaga Kerja

Menganggap beberapa pekerjaan bergaji rendah sebagai bentuk perbudakan modern.

Menolak otomatisasi dan efisiensi produksi yang mengorbankan pekerjaan manusia.

Mendukung proteksionisme dan kemandirian ekonomi nasional.

  • Pasar Bebas

Menyebut ekonomi pasar bebas sebagai “ekonomi yang membunuh” (Evangelli Gaudium).

Mengkritik “trickle-down economics” dan menyebutnya sebagai “mitos modernitas”.

Menolak kepercayaan pada “tangan tak terlihat” pasar.

Analisis Ekonomi dan Kritik terhadap Paus Fransiskus

Penulis menggunakan teori ekonomi pembangunan modern (New Development Economics) dan teori Public Choice untuk menunjukkan bahwa:

  • Pasar bebas, hak milik pribadi, dan kebebasan ekonomi adalah fondasi utama untuk mengentaskan kemiskinan.
  • Intervensi negara sering kali gagal karena korupsi, insentif yang salah, dan ketidakmampuan birokrasi.
  • Contoh empiris sebagai berikut : Negara-negara dengan kebebasan ekonomi tinggi (seperti Korea Selatan) mengalami pertumbuhan pesat, sementara negara seperti Argentina dan Venezuela mengalami kemunduran karena intervensi berlebihan.

Kesimpulan

  • Paus Fransiskus, meskipun bermaksud baik, dianggap memiliki pemahaman ekonomi yang keliru dan berpotensi memperburuk kemiskinan.
  • Penulis menyerukan agar pasar bebas tetap dipertahankan dan diperluas, terutama untuk kaum miskin yang masih terpinggirkan.
  • Namun, mereka juga mengakui bahwa seruan moral Paus Fransiskus untuk memperhatikan kaum miskin dan menolak konsumerisme tetap relevan dan penting.

Berkah Dalem

Kontibutor : Komsos

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *