Laudato SI’ dan SACRU

Sahabat Yesus yang terkasih…

Halaman ini akan meringkaskan sebuah artikel dengan judul “Laudato Si’ and the emerging contribution of Catholic research universities to planetary health”  yang ditulis oleh Philip J. Landrigan, Jacqui Rémond, Paolo Gomarasca, Thomas C. Chiles, Ella M. Whitman, dan Lilian Ferrer dan diterbitkan pada Jurnal The Lancet Planetary Health (Quartile 1) edisi Maret 2024.

Artikel ini membahas krisis planet seperti perubahan iklim, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati yang berasal dari eksploitasi sumber daya alam oleh manusia, terutama karbon fosil. Dampak dari krisis ini paling dirasakan oleh komunitas yang terpinggirkan dan kurang beruntung. Kritik terhadap Paradigma Ekonomi saat ini yang berfokus pada pertumbuhan jangka pendek (diukur melalui PDB) diidentifikasi sebagai akar masalah. Solusi teknis dan hukum yang ada bersifat reaktif dan tidak cukup untuk menghadapi ancaman masa depan. Diperlukan pendekatan yang lebih mendalam dan berkelanjutan, termasuk metrik yang menghargai modal manusia dan alam.

Kontribusi Laudato Si’

Dalam ensiklik Laudato SI’ (2015), Paus Fransiskus menggabungkan ilmu pengetahuan dan teologi untuk menganalisis krisis planet. Paus Fransiskus menyatakan bahwa:

  1. Perubahan iklim adalah akibat aktivitas manusia.
  2. Solusi harus adil dan berbasis ilmu pengetahuan.
  3. Harus ada preferential option for the poorest dan pemulihan martabat bagi yang terpinggirkan.
  4. Konsep integral ecology menempatkan manusia dalam lanskap ekologis dan menekankan bahwa bumi adalah warisan bersama.

Laudato Si’ Action Platform

Paus Fransiskus meluncurkan rencana implementasi 7 tahun yang mengajak 1,3 miliar umat Katolik dan seluruh umat manusia untuk mengambil tindakan nyata dan berbasis ilmu pengetahuan demi keberlanjutan planet.

Peran Universitas Katolik

Delapan universitas Katolik membentuk Strategic Alliance of Catholic Research Universities (SACRU) yang tersebar di lima benua. Mereka melakukan berbagai aktivitas, antara lain :

  1. Melakukan riset dasar, terapan, dan transdisipliner.
  2. Menggabungkan ilmu pengetahuan dengan humaniora dan teologi.
  3. Melibatkan komunitas lokal, terutama yang kurang beruntung.

Pendidikan dan Kolaborasi Global

SACRU mengusung pendekatan pendidikan formative education yang membentuk pribadi utuh dan ilmuwan yang berorientasi pada kebaikan bersama. Mereka juga bekerja sama dengan FAO untuk kebijakan pangan berkelanjutan dan menyerukan transformasi politik dan ekonomi untuk mengurangi emisi dan mempromosikan keadilan sosial menjelang COP27 (Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB ke-27).

Universitas Katolik melalui SACRU berperan penting dalam menjembatani ilmu pengetahuan, moralitas, dan komunitas global untuk menghadapi krisis planet. Mereka menjadi model riset transdisipliner dan pendidikan yang membentuk generasi pemimpin kesehatan planet masa depan. Berkah Dalem

Kontributor : Komsos

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *